Sabtu, 09 Februari 2013

Review : Orang - Orang Proyek



Judul Buku      : Orang-Orang Proyek
Penulis             : Ahmad Tohari
Penerbit           : PT Gramedia Pustaka Utama
Cetakan           : I – Januari 2007
Tebal               : 220 hlm
ISBN               : 909-22-2581-1

       Adalah Kabul, seorang Insinyur berusia 30 tahun yang didaulat sebagai Kepala Pelaksana proyek pembangunan jembatan Sungai Cibawor. Menangani proyek ini ternyata membuatnya berperang dengan idealismenya selama ini. Kenyataan di lapangan membuatnya berang dan berada di antara dua pilihan yang sangat sulit. Di satu sisi Kabul tidak bisa mentolerir realita di hadapannya, yaitu ternyata proyek yang dipegangnya sarat akan korupsi dan manipulasi. Kabul harus memendam emosi karena banyak yang tidak sesuai dengan suara hatinya. Ilmu yang didapatnya semasa kuliah sangat bertolak dengan apa yang dilakukannya saat ini.
Kabul sangat menentang jika ilmu teknik bangunan yang didapatnya selama ini diselewengkan demi kepentingan pribadi para penguasa setempat. Parahnya, Kabul tidak hanya menghadapi satu kelompok penguasa saja, tapi beberapa penguasa sekaligus yang menjadikan proyek ini sebagai “proyek” mereka. Pembangunan jembatan Sungai Cibawor berlandaskan kepentingan Partai GLM (Golongan Lestari Menang). Kabul didesak agar segera merampungkan proyek agar bisa diresmikan saat HUT GLM. Padahal Kabul sadar betul bahwa bahan – bahan yang digunakan mutunya rendah. Sebagai Kepala Pelaksana proyek, Kabul harus memutar otak mengelola anggaran yang sudah banyak digerogoti di sana sini. Batin Kabul berperang antara memenangkan idealismenya atau berkompromi dengan segala penyimpangan itu. Kabul yang mantan aktivis kampus itu pada puncaknya mengundurkan diri dari proyek pada saat proyek hampir mencapai puncaknya. 
         Tidak hanya Kabul yang ditampilkan, tetapi juga orang – orang kecil yang mengais rezeki dalam proyek itu. Ada Mak Sumeh, pemilik warung nasi di dekat proyek, Tante Ana, banci yang selalu menghibur para kuli proyek, dan juga para kuli proyek. Ada juga orang seperti Basar, Kepala Desa yang dulunya juga teman Kabul sesama aktivis kampus. Basar sebenarnya sama seperti Kabul, kenyataan yang dihadapinya bertolak dengan idealismenya selama ini. Dalkijo, pimpinan proyek yang sangat benci dengan kemelaratan dan memang sengaja menggunakan proyek pembangunan jembatan Sungai Cibawor ini sebagai “proyek”nya. Dalkijo juga mengatakan pemilik proyek adalah dua nama satu identitas, yaitu GLM dan pemerintah. Juga ada Wati, putri anggota DPRD yang bekerja sebagai sekretaris Kabul yang diam – diam memendam cinta pada Kabul, dan di akhir cerita mereka menikah. Hanya satu tahun setelah pembangunan Kabul harus menyaksikan proyek yang pernah dipimpinnya walaupun tidak sampai selesai itu mengalami kerusakan seperti perkiraannya dulu. Rasa kecewa,marah,dan malu tidak bisa dihindarkan. Malu karena orang pasti tahu bahwa dia lah yang dulu memimpin proyek itu, walaupun tidak sampai selesai. 
  Di akhir cerita Ahmad Tohari menyertakan anekdot tentang orang – orang proyek, “Dan ada cerita humor yang sangat populer tentang orang-orang proyek. Suatu saat di akhirat, penghuni neraka dan penghuni surga ingin saling kunjung. Maka penghuni kedua tempt itu sepakat membuat jembatan yang akan menghubungkan wilayah neraka dan wilayah surga. Bagian jembatan di wilayah neraka akan dibangun oleh orang neraka dan sebaliknya. Ternyata penghuni neraka lebih cepat menyelesaikan pekerjaannya darpada para penghuni surga. Dan ketika dicari sebabnya, ditemukan kenyataan di antara para penghuni neraka banyak mantan orang proyek”.
  Bercermin dari karya Ahmad Tohari tersebut, begitulah kenyataan yang terjadi di negeri ini. begitulah yang terjadi pada kebanyakan proyek di tanah air. Sarat manipulasi dan korupsi. Anggaran dana banyak diselewengkan. Bahan yang seharusnya digunakan adalah mutu kelas satu sesuai anggaran, tapi kenyataannya bahan kelas dua dan kelas tiga yang dipakai. Jadi tidak mengherankan ketika banyak bangunan proyek seperti jembatan, pasar inpres, sekolah dasar, dan terminal hanya bertahan dua tahun. Belum lagi permintaan dari para penguasa yang tanpa malu meminta jatah. Setting cerita adalah tahun 1990-an (masa orde baru), maka kita tahu siapa sebeanrnya yang disindir Ahmad Tohari dalam Orang – Orang Proyek ini.
  Walaupun tidak sehebat masterpiece-nya,Ronggeng Dukuh Paruk, Orang – Orang Proyek tetap mempunyai nilai tambah tersendiri. Ahmad Tohari tetap memperlihatkan keberpihakannya kepada rakyat kecil serta sikap kritis terhadap para penguasa yang semena – mena. Di sini Ahmad Tohari menjelma dalam diri Kabul yang menunjukkan kekritisannya. Seharusnya begitulah para sastrawan, wajib senantiasa kritis agar dapat menyampaikan kebenaran.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar