Kamis, 22 September 2022

Hello, First....


Hai, semoga kamu dalam keadaan sehat dan bahagia. Tidak tahu apakah ini benar atau salah. Tidak tahu apakah kamu akan melihat ini atau tidak. Aku adalah orang yang begitu kerasnya kau hapus dalam hidupmu. Dulu aku pernah meminta maaf atas semuanya. Atas salahku atau bukan. Tapi tetap aku merasa harus meminta maaf. Sampai kapan pun. Karena aku adalah tipikal orang yang tidak nyaman jika bermasalah dengan orang lain. Meski sudah pernah kulakukan izinkan aku meminta maaf lagi. Tragedi masa lalu itu adalah soal waktu. Kamu datang terlambat meski kamu yang pertama ada. Kupikir kamu adalah masa depanku, ternyata kamu cuma masa lalu. Heheh. Lucu ya kehidupan ini. Aku sudah bahagia di sini. Begitupun kamu harus bahagia di sana. Aku tidak ingin mengusik kehidupanmu, aku hanya ingin silaturahmi tetap terjaga. Itu saja.

Jumat, 09 Oktober 2020

7 Hal Memalukan yang Dilakukan di Media Sosial

 Hampir dapat dipastikan bahwa setiap orang di dunia ini mempunyai telepon seluler. Sebagian besar telepon seluler memiliki fitur yang mendukung untuk melakukan kegiatan di sosial media. Sudah pasti fitur tersebut tidak akan dianggurkan. Berinteraksi dengan orang lain acapkali menyenangkan, tapi tak jarang pula menyebalkan. Hal-hal menyebalkan tersebut tidak hanya datang dalam interaksi dunia nyata namun juga dunia maya. Nah, hal-hal menyebalkan tersebut biasanya datang dari tindakan memalukan yang dilakukan “teman” dunia maya kita. Agar kita terhindar sebagai orang yang menyebalkan tersebut kita perlu tahu nih apa saja hal-hal menyebalkan yang memalukan itu. Cekidot yuks…

1.       SKSD Kepada Orang yang Tidak Kita Kenal atau Publik Figur

SKSD atau Sok Kenal Sok Dekat dengan industri professional atau publik figur dan sejenisnya ternyata dianggap memalukan dan menyebalkan. Bentuk SKSD tersebut salah satunya adalah mengirim pesan atau message ke akun yang bersangkutan. Jika anda tertarik untuk menjalin hubungan pekerjaan dan semacamnya cobalah untuk menemui secara langsung dalam suatu kesempatan dibandingkan mengirim pesan melalui sosial media. Di Kota New York dalam sebuah wawancara didapatkan bahwa dari 50 pebisnis industri hiburan profesional menyatakan tidak berkenan dihubungi melalui akun sosial media mereka, hanya 1% yang bersedia dihubungi melalui akun resmi mereka.

2.       Tidak Benar-Benar Mengerti Cara Kerja Sosial Media

Banyak orang tidak menyukai sosial media karena mereka tidak paham cara kerjanya. Mereka menghabiskan waktu sekian menit memandangi platform sosial media dan tetap merasa tidak lebih paham. Padahal media sosial kita dapat menciptakan karir yang kita inginkan jika kita paham. Menurut Heidi Dean, pakar sosial media, mempelajari sosial media diibaratkan seperti belajar menaiki sepeda. Membutuhkan waktu, latihan, dan tekad untuk mempelajarinya.

3.       Jangan Mengirimkan Detail!

Ketika kita memposting sesuatu jangan pernah menceritakan secara spesifik dan secara detail atas postingan kita. Apalagi jika postingan tersebut berhubungan dengan tempat bekerja kita.

4.       Berpura-Pura di Sosial Media

Sebelum memosting sesuatu ada baiknya kita bertanya kepada diri kita dahulu “apakah aku akan benar-benar mengatakan/melakukan hal serupa di dunia nyata?” atau hanya panjat sosial belaka? Jika jawabannya tidak, jangan posting itu. Orang sekitar anda akan tahu mana yang benar mana yang palsu. Pengikut sosial media anda tidak hanya membaca informasi yang anda berikan, namun juga kepribadian yanga anda tunjukkan melalui media sosial anda.

5.       Pamer

Benar jika dikatakan bahwa sosial media adalah tempat orang pamer atas apa yang mereka punya. Hal ini akan membawa rasa tidak percaya diri bahkan iri atas pencapaian orang lain. Jadi sebaiknya anda tidak terlalu mengumbar apapun yang anda rasa patut dibanggakan. Padahal tanpa kita sadari kita membandingkan diri kita dengan gambar yang sudah dimanipulasi sedemikian rupa agar layak dipamerkan ke jutaan orang.

6.       Bertingkah Seperti Orang Terkenal

Sosial media adalah alat yang sangat ampuh, namun menjadi figur media sosial tidaklah mudah. Jadi jangan mencoba bertingkah seolah-olah seperti orang yang terkenal. Daripada hanya menampilkan foto dan bertingkah seoalh terkenal lebih baik dari media sosial kita turut menyampaikan atau mengambil sikap politik dan sosial.

7.       Menggunakan Banyak Platform

Penggemar akan selalu mengikuti perkembangan aktor yang mereka sukai. Dan media sosial membuat hal tersebut terasa lebih mudah. Namun dengan banyaknya platform yang bermunculan rasanya hampir tidak mungkin untuk mengikutinya. Ada baiknya kita berkonsentrasi ke lebih sedikit platform. Itu akan lebih mudak untuk tetap bersosial media tanpa merasa lelah akan banyaknya platform.

 

Minggu, 05 Maret 2017

Dari Liwet ke Liwet -- Cerita Nasi Liwet di Solo

Assalamualaikum. Wah, sudah lama ya saya tidak coret-coret di sini. Hehe. Duh, gimana ya... kesibukan yang tak ada habisnya sih... ini juga lagi fight for skripsweet :"( *alesan :p. Okay, tidak usah panjang kali lebar, kali ini saya akan menulis sedikit ulasan tentang nasi liwet atau sego liwet dalam Bahasa Jawa. Sudah hampir 4 tahun hidup di Surakarta (Solo) salah satu kuliner kesukaan saya adalah nasi liwet ini. Pertamakali mencoba makanan bernama nasi liwet itu ya waktu jadi mahasiswa di Solo, dan.... langsung ketagihan *emang dasarnya doyan makan sih :3. Nasi liwet itu nasi gurih dimasak dengan santan kelapa (mirip nasi uduk), dengan sayur labu siam, suwiran ayam, dan areh (sari santan kental). Okay, jadi sepanjang perjalanan saya dalam dunia perkulineran Solo, ini beberapa nasi liwet yang pernah saya coba plus testimoninya:

Rabu, 23 November 2016

Balada Kemiskinan

Tentang kemiskinan
"mbok pikir nyang dokter kulit cukup 100-200 ewu?"
Ada yang menjawab kelakarku tentang ide berobat ke dokter kulit
Telan lah semua hinaan
Cukup telan dan buktikan
Siapa di masa depan yang jadi tuan serta majikan
Kemiskinan memang harus ditertawakan
Tak perlu menyimpan dendam
Kami mungkin miskin
Tapi tiap tahun bapak tak pernah absen berkurban seekor sapi meski tak sendiri
Kami mungkin miskin
Tapi tiap bulan bapak tak pernah lupa menyisihkan hak yatim dan dhuafa
Dan semua tanpa berkata - kata
Dan tak perlu orang tahu semua
Kemiskinan memang harus ditertawakan
Karena Tuhan lebih kaya dari yang kau kira
Jika kau percaya

 -Sebuah senja di Surakarta, 23 November 2016-

Selasa, 08 November 2016

Random

Katakanlah mungkin ini adalah salah satu ekspresi katarsis saya. Saya sudah mengalami banyak hal akhir - akhir ini. Time flies. Beberapa moment terlewatkan begitu saja tanpa sempat saya abadikan dalam sebuah tulisan. Mungkin saya yang belum terbiasa. Karena katanya menulis itu adalah sebuah pembiasaan. Menggembalakan rasa bosan.
Sebenarnya banyak sekali yang ingin saya abadikan di sini.
Tentang delapan digit angka. Tentang uang yang saya dapatkan. Ah, saya lupa kapan persisnya mendapat gaji pertama. Kapan tepatnya mendapat keuntungan dari bisnis kecil - kecilan yang saya punya. Kapan pertamakali mendapat bayaran untuk waktu dan tenaga yang saya keluarkan. Tapi rasanya semua yang saya dapatkan belum cukup menutupi hitungan delapan digit angka tiap semester beserta plus - plus lainnya. Kelebihanmu Pak, Buk, adalah mau memberikan hasil tetesan keringat kepadaku meski aku tidak menawarkan kepastian tentang masa depan.

Tipisnya Dompet Maru


 

Hallo... aku baru aja wisuda loo (tumben pake "aku" :p). Jadi dalam rangka mengaktifkan blog ini biar tidak jadi sarang kuntilanak. wkwkwk. Ini tulisan udah lama banget dari tahun 2013 waktu jadi mahasiswa baru dulu (sekarang udah jadi mahasiswa baru lagi -_-). Ini dibuat karena magang BEM FK di Kominfo. Jadi bikin artikel gitu buat ngisi mading sama Erythro (persma Fakultas). Akhirnya bikin ini karena nggak tau musti nulis apa. hehe. So, silakan menikmati coretan sedikit curhat 3 tahun lalu :)