Sabtu, 03 Agustus 2013

Antara Solo dan Surakarta


Posting kali ini saya akan menjawab pertanyaan dari seorang kawan. Tanggal 9 Juli kemarin A’yun, kawan saya menelepon kira – kira pukul 3 sore. And you know what? Saat itu saya sedang maskeran. Dan dengan wajah belepotan masker buah apel, saya harus sedikit bernostalgia menjawab pertanyaan – pertanyaanmu tentang masa lalu saya -_- . Jadi, ya, maaf kalau waktu itu suara saya agak jauh, takut ponsel nempel di pipi terus kena masker saya *hehehe. Setelah sesi pertanyaan tentang masa lalu dan ngalor ngidul bercerita, A’yun mengajukan pertanyaan. Pertanyaan itu adalah “Apa Beda Solo dan Surakarta?” Setelah bertanya kepada sesama manusia ke sana ke mari, tanya teman – teman baru saya (meskipun jawabannya agak ngaco -_-), baca makalah orang, dan tanya mbah google, inilah jawaban versi saya. Kalau kurang jelas atau kurang puas, silakan melakukan observasi sendiri. Insya Allah saya siap membantu kok :). Lagipula, kamu kan calon sejarawan lulusan UI, pasti lebih paham masalah sejarah daripada saya yang hanya penggemar sejarah ini :).
Surakarta merupakan salah satu ikon budaya Indonesia. Di dalamnya mudah sekali dijumpai budaya Jawa. Hal ini dapat dilihat dari seni bangunan, kemasyarakatan, kuliner dan bahasanya. Yang sangat mencolok adalah seni bangunan dan bahasa Jawa kental yang mereka gunakan. Saya sendiri masih berasa di Kediri kalau berada di Solo, soalnya dialeg orang sini mirip sekali dengan orang Kediri. Dan kalau siang hari masih sering terdengar bunyi gending dan gamelan, saya jadi mengantuk mendengarnya :D.

Dilihat dari sisi sejarah, Surakarta dulu adalah sebuah kerajaan bernama Kartasura. Kemudian Kartasura dipindah ke sebuah desa yang bernama Solo (seperti baca Colo, Kudus). Sejak itulah Kerajaan Kartasura berubah nama menjadi Kerajaan Surakarta Hadiningrat. Surakarta itu sendiri dahulunya adalah satuan daerah karesidenan yang mencakup Solo dan beberapa kabupaten di sekitarnya. Sebagai contoh hingga saat ini plat nomor AD tidak hanya tertempel pada kendaraan bermotor wilayah Kotamadya Surakarta (Solo), namun juga di plat kendaraan Kabupaten Sragen, Karanganyar, Sukoharjo, Boyolali, Klaten, dengan kode kabupaten diidentifikasi dari digit huruf setelah baris angka plat. Sampai sekarang Surakarta masih lestari. Terbukti dengan adanya Raja dan keluarga ndalem yang sah. Keraton Surakarta diakui oleh RI. Yang resmi diakui RI itu Surakarta, bukan Solo. Karena yang resmi adalah Surakarta, masalah administrasi dan pendidikan yang digunakan adalah Surakarta. Kalau masalah pariwisata dan perdagangan kebanyakan masih memakai nama Solo, seperti nama sebuah stasiunnya, Solo Balapan. Kalau lihat peta pun yang ada pasti namanya Surakarta, bukan Solo. Saya juga mencoba mencari di google dengan kata kunci “Solo”, tapi yang muncul ngaco semua -_- . Ketika saya ganti “Surakarta” baru menemukan yang saya cari. Tapi kalau naik bus, kereta, atau kendaraan umum lain untuk menuju daerah ini, jangan harap menemukan kata Surakarta. Yang ada pasti kata Solo. Sejauh ini saya belum pernah menemukan awak bus atau orang yang pergi ke daerah ini bilang, “Saya mau ke Surakarta”, pasti bilangnya, “Saya mau ke Solo”. Sama seperti orang sana ketika mengatakan “Saya orang Solo”, tidak ada yang mengatakan, “Saya orang Surakarta”. Kalau menurut saya, Solo sendiri adalah sapaan akrab untuk kota Surakarta. Tapi sayang, nama Solo malah lebih beken daripada nama Surakarta. Hehehe. Jadi, jangan sampai bingung atau engkel – engkelan masalah perbedaan Solo dan Surakarta lagi. Hehehe :D.
Nah, kalau di atas tadi saya katakan Surakarta sebelumnya adalah kerajaan bernama Kartasura, pasti bingung lagi karena nama Kartasura itu juga nama daerah yang ada di dekat Solo/Surakarta. Memang yang sering membuat orang bingung adalah nama – nama seperti Sala, Solo, Surakarta, Kartasura, Salakarta, dan Salatiga. Sala atau Solo sebenarnya sama, hanya beda pelafalan saja. Surakarta sudah saya jelaskan di atas tadi. Jika anda bisa membedakan antara Tokyo dan Kyoto #beda jauh :p , begitu pula perbedaan itu dengan Surakarta dan Kartasura. Kartasura adalah daerah yang terletak di sebelah barat Surakarta, nama sebuah kecamatan di Kabupaten Sukoharjo. Tentang Salakarta, nama Salakarta sudah tidak dipakai saat ini. Sebenarnya ini adalah ungkapan lain bagi Kota Surakarta. Sekarang ini, hampir tidak ada yang menggunakan istilah ini. Kemudian yang terakhir adalah Salatiga, ini tidak ada hubungannya dengan istilah – istilah sebelumnya. Salatiga adalah nama sebuah kota kecil di sebelah tenggara Semarang. Berasal dari kata “Salah Tiga”, suatu cerita rakyat yang berkembang di sana.
Sekian penjelasan dari saya. Semoga tidak lagi bingung ketika berkunjung ke kota pemilik Sungai Bengawan ini. Dan semoga tulisan saya di atas tidak semakin menambah bingung. Hehehe

9 komentar:

  1. nice info, jadi tau nih ;-)

    BalasHapus
  2. Dear Iva,

    Salam kenal... :)
    Aku nyasar ke blog kamu waktu nyari info ttg 'yg bener Solo ato Surakarta siy?'
    Tengkyu yah udah bikin artikel ini.

    Keep writing!!!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama2.. :) . trimakasih jg sdh mampir.. :)

      Hapus
  3. Nahh akhirnya tau perbedaannya, pas ada kunjungan ke Solo.. Jadi kepo masalah ini .. Hehe

    BalasHapus
  4. Solo asalnya dari sala.. Nama desa dimana dsitu akhirnya didirkan kerajaan surakarta hadiningrat

    BalasHapus
  5. isi blog ini sama dengan yang ini, dengan modifikasi. pls check!
    http://lambayun-wisanggeni.blogspot.co.id/2010/06/antara-sala-solo-surakarta-kartasura.html
    siapa yang nulis duluan...!

    BalasHapus
  6. Saya malah tambah bingung, tapi menikmati tulisan ini :D

    BalasHapus
  7. Tadinya agak bingung juga antara Solo dan Surakarta. Setelah membaca artikel ini, dapat pencerahan juga. Thanks.

    usul: kalau bisa kombinasi warna template dan tulisan diubah biar mata yang membaca artikel tidak sakit. Jujur saja, mata saya agak sakit.

    BalasHapus
  8. Punya Masalah Kunci Mobil Di solo
    Silahkan Hub Kami
    https://ahlikuncisolo.net/ahli-kunci-mobil-solo-24-jam/

    BalasHapus