Selasa, 27 Maret 2012

Galau

Ya Allah, aku bahkan tidak sanggup mengatakan ini benar atau salah. Aku harus memohon ampun atau memohon ridhaMu. Harus bahagia atau menangis sedih. Aku tidak tahu. Semua mengalir begitu saja. Aku seperti berjalan tanpa bisa menghukumi apa yang sedang kulakukan. Allah, aku hanya seorang yang hina dan bodoh yang masih sangat membutuhkanMu. Begitu bodohnya aku sampai tidak sanggup mengatakan benar atau salah. Hak atau batil. Dosa apa surga. Hanya kegamangan dan kegalauan yang sanggup diungkapkan. Aku malu dengan tangisanku sendiri. Tidak mengerti tangisan itu sebagai refleksi apa. Refleksi penyesalan, kebingungan, tidak punya pegangan, atau kebahagiaan. Ya Rabb, Engkau lebih tahu, Engkau paling tahu. Aku tidak tahu harus meminta apa kepadaMu. Meminta petunjuk untuk apa saja aku tidak sanggup. Yang sanggup ku minta hanya berikanlah jalan terbaik, berikanlah yang terbaik menurutMu, ampuni dosa-dosaku, ampuni dosa kedua orang tuaku,ampuni dosa-dosa kami semua. Aku tahu Engkau lebih tahu. Engkau lah sutradara di atas sutradara yang mengetahui awal dan akhir, yang menjalankan skenario pertemuan dan perpisahan, yang menjalankan cerita hidup dan mati.

Rabu, 21 Maret 2012

Perahu Kertas : Radar Neptunus Kugy dan Kenaan


-->Sebuah novel karya Dewi Lestari atau yang lebih akrab disebut Dee. Bercerita tentang Kugy, cewek mungil, aneh, yang bercita-cita menjadi penulis dongeng. Keenan yang cerdas, mampu menghasilkan lukisan-lukisan bernyawa.

Tentang rasa yang tak terungkap antara keduanya. Pertemuan pertama Kugy dan Keenan langsung klop dan kompak menyebut mereka agen Neptunus. Kebetulan zodiak mereka sama, aquarius. Berawal dari kebiasaan Kugy yang sejak kecil suka menulis surat untuk Dewa Neptunus dan kemudian dihanyutkan di aliran air yang dekat dengannya. Baginya semua aliran itu akan menuju ke laut dan coretannya akan diterima Neptunus. Walau pun setelah dewasa dia tahu Neptunus itu hanya sekedar khayalan masa kecilnya, dan aliran itu tidak semuanya mulus menuju laut. Perjalanannya dengan Keenan sebagai sesama agen Neptunus tidak sesederhana jalan pikiran manusia. Mulai dari awal bertemu Keenan Kugy sudah punya pacar bernama Joshua. Keenan pun terpaksa menyukai Wanda, sepupu Noni, sahabat Kugy. Semua berjalan tanpa ada yang mau mengungkapkan perasaan masing-masing. Bahkan hingga Kugy meninggalkan Ojos (panggilan sayangnya untuk Joshua), dan Keenan mengetahui semua obsesi Wanda terhadap dirinya.

Sinopsis : Kidung Cinta Puisi Pegon

 
-->
Kia tidak tahu bagaimana harus bersikap, bagaimana harus bertindak. Sudah lama rasa itu ada dan selalu ditepisnya demi kepatuhannya pada peraturan pesantren. Walau pertemuan-pertemuan dengan Haidar selalu terjadi tanpa direncanakan. Perpustakaan kampus menjadi saksi bisu bagaimana mereka seperti berencana bertemu di tempat itu. Puisi-puisi dengan huruf pegon (tulisan arab berbunyi Bahasa Jawa. Biasanya diapakai untuk memaknai kitab-kitab di pondok pesantren) di mading yang bercerita tentang rasa yang tak mungkin terungkap itu. Puisi-puisi tersebut berbicara menyuarakan suara hati Husna Adzkia dan Ahmad Haidar Ali. Memang tidakmudah bagi Kia untuk mengubur semuanya, ketaatannya, komitmennya terhadap ajaran agamanya, serta tugasnya sebagai salah satu keamanan pondok, apa yang dikatakan para santri jika keamanan yang harusnya menertibkan mereka dengan urusan ikhtilat (campur baur antara wanita dan laki-laki) malah asyik cinta-cintaan? Dan lagi, Kia dan Haidar kuliah di tempat yang sama di salah satu universitas di kota yang sama, Yogyakarta. Ditambah lagi mereka satu pesantren, hanya berbeda tempat, pesantren putra dan putri. Bagaimana bisa menghindar? Dari buku milik Haidar yang dipinjamnya dia menemukan secarik kertas berisi puisi dan beberapa tulisan Haidar yang mewakili perasaannya. Kia hanya membalasnya dengan kata-kata singkat yang diambilnya dari sebuah buku. Buku milik Haidar itu pun tidak dikembalikannya secara langsung kepada empunya karena Tiya,temannya yang sekaligus sepupu Haidar memaksa untuk diberikan ke dia dulu untuk dikembalikan ke Haidar. Di buku itulah Kia menyisipkan jawabannya atas surat dari Haidar yang juga disisipkan di dalam lembaran-lembaran buku tersebut.