Jumat, 21 Juni 2013

Flashfiction : Rinai


Stasiun malam itu begitu dingin. Kereta terakhir akan membawanya pergi dari hadapanku.
“Din, senyum dong, masa dari tadi tegang begitu wajahnya. Cantikmu hilang kalau begitu terus.”
Sedikit memaksakan diri aku mencoba tersenyum untuknya.
Ia meraih kedua tanganku dan menatapku dalam.
“Din, aku janji kali ini akan cepat pulang. Ini tugas terakhirku. Setelah itu aku bisa tetap tinggal di sini menemanimu.”
Entah mengapa aku masih berat untuk melepasnya pergi.

Rinai hujan mulai datang. Air dari langit itu jatuh mengobati haus kerinduan tanah akan hadirnya.
Kapan kamu pulang? Aku sudah bosan menikmati rinai ini sendiri. Aku rindu ketika tanganmu merengkuhku dari belakang untuk melawan dingin ini. Aku rindu semua cerita yang terangkai di saat-saat seperti ini. Dan ada hal penting yang perlu kamu ketahui. Aku ingin menunjukkan ini kepadamu. Kamu pasti sangat bahagia melihat ini. Sebuah test pack dengan hasil positif.

Sabtu, 15 Juni 2013

Dunia Itu Sempit



 Kejadian kemarin semakin menyadarkan saya akan kesempitan dunia ini #halah mongopo -_- . Kemarin sebelum maghrib saya berangkat ke tempat les untuk mengambil kunci modul biologi. Mbak Ninung (tentor biologi) sudah sms saya kalau kuncinya dititipkan di FO (Front Office) dan bisa diambil malam ini. Dan saya tahu selain saya ada anak SMA lain yang akan mengambil kunci itu. Masalahnya saya tidak kenal betul dengan anak itu, hanya tahu nama dan asal sekolah. Namanya Nadia, dari SMA 1 Kediri. Berinteraksi juga hanya beberapa kali gara – gara “ngoyo” tambahan dari pagi sampai sore bersama beberapa pejuang SBMPTN lain. Padahal pagi itu saya baru pulang dari Solo dan belum tidur -_- . Saya sholat maghrib di asrama sambil menyiapkan barang yang akan saya boyong malam ini. Saya pikir biar saya saja yang nanti pinjam Nadia, kan yang minta kunci itu duluan dia. Sampai di tempat parkir Neutron saya selintas sempat melihat Nadia keluar. Saya cuek dan langsung masuk FO. Eh…kata mbaknya yang di FO, baru saja diambil sama Nadia. Tuh kan, benar dugaan saya..  “tlisipan”… -_- . Stay calm… sms Nadia dan tanya alamat rumah (sebelumnya juga sempat sms teman saya yang juga temannya Nadia), biar saya samperin ke rumahnya. Eh, alamat rumahnya kok sama seperti sekolah saya ya.. Ternyata masih dekat situ juga.. Tahu gitu saya tadi nunggu saja di asrama, tidak perlu ke Neutron *hhehehe.

Kamis, 13 Juni 2013

Flashfiction : No Title


Hm…bau ini…
Aku mencoba membuka lokus ingatan dalam otak. Masih meraba dan mencari. Membongkar jutaan ingatan yang terekam dalam memori. Dan aku tersadar dari mimpi.

Mimpi seperti itu berkali-kali datang. Tanpa kata atau pun suara bau parfum itu selalu hadir dalam mimpiku. Sejak mimpi itu hadir aku menjadi akrab dengan aroma itu. Dan aku suka dengan aromanya. Segar.

Beberapa waktu berlalu tanpa mimpi dan harum parfum. Tumpukan tugas kuliah perlahan membuatku sedikit lupa tentang mimpi dan harum parfum itu.

“Kring…kring...kring…”
Dering weker mengusik tidurku pagi ini. Masih setengah terpejam aku meraih weker di dekat kepalaku. Oh tidak ! jarum pendek menunjukkan angka enam lebih ! Aku terkesiap dan segera ingat jika hari ini aku ada kuliah pagi pukul tujuh.