Kamis, 25 Oktober 2012

Surat Untuk Tahun Depan


Sebelumnya mau mengucapkan terimakasih kepada teman,sahabat,classmate,saudara,sekaligus keluarga saya, Luluk Indryas Mufida (visit : indryasm.blogspot.com). Yang telah menyakiti perasaan saya *hhehe* dan mengatakan dengan gamblang di salah satu tulisan di blognya bahwa dia sebenarnya melihat perasaan saya yang sebenarnya kepada adek saya. Thanks a lot ya :D.
Tulisan ini Insya Allah akan saya berikan tahun depan untuk adek saya dalam bentuk sebuah surat. Sebelum saya meneruskan perjalanan saya. Jika saya berikan sekarang, saya yakin dia belum bisa mengerti banyak. Setelah saya pergi, dia punya waktu lebih untuk merenungkannya. Semoga dia bisa mengerti. Kira-kira isinya nanti begini…. :

For the one and only my beloved sister

Adek, sekarang umurnya udah berapa ya?... kalau mbak udah 19 berarti adek umurnya 16, iya kan?
Hampir dua dasawarsa mbak jadi mbaknya adek, hampir dua dasawarsa juga adek jadi adeknya mbak.
Selama itu pasti menurut adek mbak nggak ada bagus-bagusnya ya?mbak nakal sama adek, suka ngolok-ngolok adek, marah-marah sama adek, suka nyuruh-nyuruh adek, intinya mbak jahat banget ya?...

16 tahun yang lalu, saat pertama kali kita bertemu….
 Mbak masih berumur tiga tahun. Mbak menunggu kedatangan bapak dan ibuk di rumah nenek dan kakek. Lama sekali. Berkali-kali mbak dibohongi oleh Mas Yoyok (adik ibuk) kalau ibuk dan bapak udah datang bawa adek buat mbak. Waktu itu mbak sangat penasaran bagaimana rupa adek. Antusiasme mbak mungkin melebihi ibuk yang akan menjadi ibu dari dua orang putri. Dan akhirnya mbak mendengar suara motor bapak. Kaki kecil mbak berlari-lari menuju adek yang saat itu dalam gendongan ibuk. Mbak bingung mau ngapain. Ibuk menurunkan sedikit gendongannya supaya tubuh kecil mbak bisa menengok adek. Mbak mendekatkan wajah mbak ke wajah mungil adek yang saat itu masih terlelap. Bau obat. Itu yang mbak rasakan waktu itu. Tapi mbak suka.

Awalnya nama adek akan sama dengan mbak. Yaitu Iva Dwi Hamida. Dwi perlambang anak kedua, hamida diambil dari nama artis Wanda Hamida yang waktu itu sedang naik daun, sekarang dia adalah politikus. Namun nama depan adek kemudian diganti menjadi Fina. Identitas yang sampai sekarang adek pakai. Masa awal kehadiran adek adalah masa sulit bagi ibuk dan bapak. Mbak masih ingat, saat itu Indonesia mengalami krisis moneter yang hebat. Mbak kasihan juga melihat adek harus tidur di kios kontrakan bersama nyamuk-nyamuk yang pastinya menyerang kulit halus adek. Menjelang usia adek dua tahun, bapak dan ibuk akhirnya  sanggup membeli rumah sendiri dan menurut mbak itu adalah awal bangunnya ekonomi keluarga kita yang stabil sampai saat ini. Tidak terlalu kaya, tapi juga tidak merasa kekurangan. Semuanya cukup sesuai ukuranNya untuk keluarga kita.

Mbak masih ingat saat pengambilan seragam TK mbak. Waktu itu mbak sebel sama adek. Seragam mbak adek buat mainan. Padahal mbak kan pengen megang seragam pertama mbak seperti teman-teman mbak yang lain. Dan sebelnya lagi ibuk membiarkannya dan malah memarahi mbak karena tidak mau mengalah. Waktu bermain di TK mbak nggak sengaja membuat kaki kecil adek terjepit mainan sampai berdarah. Tapi mbak biarkan saja adek menangis karena mbak masih marah sama adek. Sampai akhirnya mbak yang dimarahi ibuk. Maafkan mbak ya dek, udah jahat banget sama adek.  

Kita tumbuh bersama. Baju selalu sama. Apa pun yang dibeli ibuk untuk kita harus sama. Meski kontras sekali perbedaan di antara kita. Maaf adek, bukan maksud mbak mengatakan adek bodoh atau tidak pintar. Bagi mbak, adek udah pintar. Cantik pula. Tahu nggak, mbak nggak pernah merasa secantik adek. Tapi mbak tidak pernah merasa iri dengan kecantikan adek. Bagi mbak semua sudah ada porsinya sendiri. Tidak ada anak bodoh di dunia ini. Semuanya terlahir pintar dan memiliki kelebihan masing-masing. Buktinya adek waktu di SMP kemarin bisa masuk 10 besar kan. Jika adek merasa mbak di atas adek, itu hanya sedikit kok. Mbak sebenarnya tidak pernah merasa lebih pintar dari adek. Mbak yakin, adek sebenarnya bisa lebih di atas mbak. Mungkin semangatnya aja yang kurang. Maaf jika selama ini emosi mbak saja yang berkata. Habisnya mbak juga nggak bisa sabar kalau ngajari adek. Adek juga sih kalau diajari nggak mudeng-mudeng (paham). Maaf ya dek..
Jangan pernah benci sama Bahasa Inggris ya,, do what you love,love what you do. Do the best, Allah do the rest. Mbak dulu awalnya juga nggak suka sama Bahasa Inggris, tapi lama-lama asyik juga kok. Meski mbak juga bukan master dalam Bahasa Inggris. Hhehe :D. Kalau dengerin lagu berbahasa Inggris dicoba untuk mengerti dan dicari di kamus kata yang tidak tahu artinya ya. Jangan pernah benci sama sesuatu yang adek belum bisa taklukkan.

Dan jika adek berpikir ibuk lebih sayang mbak, itu salah. Ibuk sayang semua anaknya kok. Mungkin jika ibuk terkesan lebih perhatian sama mbak karena mbak sudah lebih dini hidup sendiri tanpa ibu dan frekuensi bertemunya juga tidak setiap hari seperti adek. Jika ibuk lebih sering membelikan ini itu untuk mbak, mungkin beliau berpikir itu sebagai pengganti kehadiran ibuk yang tidak bisa setiap hari mbak rasakan. Tahukah adek, mbak sangat khawatir jika ada yang berani dekat-dekat sama adek mbak ini. Mbak takut mereka ngapa-ngapain adek. Karena mbak tahu adek mudah sekali untuk ikut ke dalam suatu hal. Maaf jika kesannya mbak membatasi pergaulan adek. Dan tidak bisa menjadi contoh yang baik.

Mbak pikir ini adalah “the real” perpisahan. Bukan untuk selamanya, tapi nggak mungkin kan nanti kita ketemu-ketemu masih sering berantem kayak sekarang. Mbak mau melanjutkan perjalanan menuju mimpi mbak. Mbak mau berangkat kuliah dulu,mungkin mbak akan lama untuk kembali berkumpul bersama adek serta ibuk dan bapak. Mbak harus bisa membuat mereka tersenyum bangga dengan putri pertamanya ini. Adek nanti juga harus bisa buat mereka bangga ya. Doakan mbak ya dek… supaya pulang nanti bisa menambahkan huruf “d” dan “r” kecil di depan nama mbak. Hhehe. :D. Yang lebih penting doakan mbak bisa menggunakan ilmu yang diperoleh agar bermanfaat bagi orang lain. Sesuai amanah Al Quran yang seharusnya diemban semua manusia.
Maaf untuk semua kata sayang yang tidak sempat mbak ungkapkan dengan kata-kata maupun perbuatan.
Titip bapak sama ibuk ya. Jangan nakal, yang nurut sama bapak dan ibuk. Jangan buat mereka marah atau nangis sedih ya.
Mbak sayang adek..


-Dengan linangan air mata yang segera akan berdifusi menjadi sebuah rindu-

Kediri,…………………………2013

2 komentar:

  1. hmm.. terharu.. :')
    kakak yang penyayang.. :)

    BalasHapus
  2. drimu jg adek yg penyayang. hhehe. Mas Suhe mesti syang bgt mbi drimu wi.

    BalasHapus