Indri
terus berlari tanpa memedulikan tatapan orang – orang. Dia hanya ingin sendiri
saat ini. Di sebuah sudut kelas dia berhenti dan mengatur napas yang tersengal.
Melihat keluar jendela dan mendapati memori tentang dirinya setiap pagi. Ya,
hampir setiap hari dimulai dari Hari Senin sampai Sabtu Indri selalu datang
lebih awal dari yang lain hanya demi melihat dari jauh seseorang itu. sampai
akhirnya waktu mempertemukan dan semesta menjadikan mereka menjadi sepasang kekasih.
Ribuan
jam yang dia habiskan bersama orang itu membuatnya sangat bahagia. Bercerita
dan berkhayal tentang masa depan. Atau kisah masa lalu yang penuh haru.
Perdebatan – perdebatan yang sebenarnya tidak penting lalu menjadi penting di
antara mereka. Saling menguatkan satu sama lain dengan luapan semangat masing –
masing. Ah, ini juga salah satu momen yang tidak bisa dia lupakan. Saat mereka
naik bianglala. Tertawa lepas karena merasa menjadi anak kecil lagi. Kemudian
tawa itu berganti mual karena bianglala yang mereka naiki tidak berhenti.
Mungkin operatornya lupa, atau semesta sengaja membuat mereka lebih lama dalam
tawa?
Indri
menarik napas panjang lalu menghembuskannya kembali dan mencoba tersenyum, kebiasaannya
jika sedang merasakan suatu beban. Dia tidak mengerti dengan orang itu. Jika
selama ini dia bukan kekasih yang diinginkan, mengapa orang itu seolah
menawarkan cerita yang nyata. Indri tahu, mungkin bagi orang tersebut dia tak
pantas bersanding dengannya. Sebenarnya sejak dulu dia sudah merasa orang itu
malu jika orang lain tahu dia dengan dirinya. Jadi, apakah selama ini semesta
hanya berbohong dan menawarkan kisah tak nyata? Hanya menawarkan pada dirinya
sebuah cinta pada bayangan?
-Inspired
by Kahitna’s song, Cinta Sendiri-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar