Aku
terlahir sama dengan kalian. Terlahir dalam keadaan suci dari rahim seorang
yang suci pula. Garis hidup yang membedakanku dengan kalian. Setidaknya kalian
lebih beruntung daripada aku. Di usia yang belia, apa yang kalian lakukan
sekarang? Pasti kalian sedang sibuk dengan segudang asa yang sedang kalian
usahakan untuk tercapai. Sedangkan aku masih tidak tahu sampai kapan harus
berada dalam fase seperti ini. Stagnan. Tanpa perubahan barang satu mili pun. Setiap
hari yang aku kerjakan hanya “melayani” mereka dengan sebaik – baiknya. Aku bahkan
tidak tahu sudah berapa banyak laki – laki yang menghabiskan malam denganku, sudah
berapa ratus ribu sperma yang mengotori rahimku. Kalian pikir aku bahagia hidup
seperti ini? Sama sekali tidak. Aku tidak pernah meminta, bercita – cita, atau
berpikir aku akan seperti ini. Semua berawal dari kebodohanku sendiri. Kebodohan
terbesar dalam hidupku. Rasanya lebih bodoh dari orang yang paling bodoh sekali
pun. Rasanya lebih bodoh daripada ketika mendapat nilai dua untuk pelajaran
matematika. Salahku sendiri yang tidak mengindahkan firman-Nya. “Dan janganlah kamu mendekati zina. Sesungguhnya
zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk” . Tuhan
memang tidak pernah salah dalam berfirman. Sekarang aku tahu kenapa mendekati
saja dilarang, apalagi melakukan. Salahku sendiri yang terlalu mencintai orang
itu dan mempercayai kata – kata dari mulutnya. Dan hasilnya sekarang aku terpaksa
berada di tempat yang tidak seharusnya aku tempati. Beruntunglah kalian yang
belum sempat mengecap cinta dalam kubangan dosa sepertiku dulu. Beruntunglah
kalian yang masih menyimpan rasa indah itu dan belum sempat mengatakannya. Rasa
yang akan semakin bernilai tinggi di hadapan-Nya ketika kalian memutuskan mencintainya
dalam diam. Rasa yang akan membawa kalian bertemu dengan orang yang kalian
cintai dalam keadaan yang diridhai dan jalan yang indah. Jujur aku sangat iri
pada kalian. Iri pada kalian yang masih bersih dan suci. Iri pada kalian yang
malu – malu pada malam pertama. Karena selama ini belum pernah berada dalam
jarak sedekat itu dengan laki – laki mana pun. Malu – malu karena baru kali itu
bisa memegang dan merengkuh orang yang selama ini kalian cintai dalam diam. Semua
terasa indah karena itu yang pertama. Beruntunglah jika Dia sudah mempercayakan
amanah dengan suatu janin yang hidup dalam rahim kalian. Yang kelak akan
mendoakan dan meringankan beban kalian di dalam kubur. Dibandingkan aku yang
berharap ada laki – laki baik yang sudi menikahiku saja aku tidak berani. Kalau
hidup adalah pilihan, aku akan lebih memilih mati. Walau aku tahu, aku tidak
pantas menemuinya dalam keadaan seperti ini. Tuhan pasti sudah menyiapkan
malaikat bermuka masam untuk menyeretku ke neraka.
Surakarta,
5 September 2013_09.00 p.m
keren loh fa..... itu cerita buku atau gmna? :p
BalasHapusngarang dewe.. hehehe.. lha gk bsa2 tdur .. :p
HapusKerennnn (y) (y) (y)
BalasHapusmaksih cin... km jg lbih keren :D
Hapus