Stasiun malam itu begitu dingin.
Kereta terakhir akan membawanya pergi dari hadapanku.
“Din, senyum dong, masa dari tadi
tegang begitu wajahnya. Cantikmu hilang kalau begitu terus.”
Sedikit memaksakan diri aku
mencoba tersenyum untuknya.
Ia meraih kedua tanganku dan
menatapku dalam.
“Din, aku janji kali ini akan
cepat pulang. Ini tugas terakhirku. Setelah itu aku bisa tetap tinggal di sini
menemanimu.”
Entah mengapa aku masih berat
untuk melepasnya pergi.
Rinai hujan mulai datang. Air
dari langit itu jatuh mengobati haus kerinduan tanah akan hadirnya.
Kapan kamu pulang? Aku sudah
bosan menikmati rinai ini sendiri. Aku rindu ketika tanganmu merengkuhku dari
belakang untuk melawan dingin ini. Aku rindu semua cerita yang terangkai di
saat-saat seperti ini. Dan ada hal penting yang perlu kamu ketahui. Aku ingin
menunjukkan ini kepadamu. Kamu pasti sangat bahagia melihat ini. Sebuah test
pack dengan hasil positif.