.....Aku ingin segera menyeberangi lautan dan
melompati gumpalan awan. Menembus batas antara jarak dan rindu untuk segera
bertemu....
“Kamu mau
pesan apa? Mm.. biar aku tebak, pasti kopi pahit tanpa gula ya?”, Riani sudah
berceloteh dengan riang sebelum Radit sempat menjawab pertanyaannya.
“Iya. Kok kamu tahu?”, jawab Radit dengan
tersenyum.
“Apa sih
yang aku nggak tahu tentang kamu?”,
balas Riani sambil tertawa renyah.
“Aku memang nggak salah pilih istri ya... hahaha.” Radit ikut menimpali canda
yang dilontarkan istrinya itu.
“Mbak, coklat panas satu, dikasih gula
sedikit ya,” pesan Riani kepada pelayan Cafe.
“Mbak, kopi pahit tanpa gula satu ya,” pesan
Radit kepada pelayan Cafe.
Tiba- tiba hening
menyeruak. Riani yang tadinya ceria dan berceloteh mendadak diam. Air wajahnya
menunjukkan sesuatu yang sedang dipendam. Radit menangkap perubahan raut wajah
istrinya itu.
“Ri, kamu yang sabar ya.
Sebentar lagi semuanya selesai dan aku pasti kembali”
Sejenak
Riani menundukkan wajah dan tersenyum. Matanya kembali menatap layar notebook di depannya. Layar itu berisi wajah
Radit, suaminya. Wajah teduh yang selalu dia rindukan belakangan ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar