Rabu, 03 April 2013

Kehilangan Itu Menyakitkan, Tetapi….


Masih sedikit shock dan belum percaya atas kejadian kemarin. Tetapi dari itu semua banyak sekali pelajaran berharga yang bisa diambil. Senin (1 /4) lalu sehabis pulang gladi bersih Ujian Nasional (UN) di Neutron saya sholat maghrib di Masjid At Taqwa MAN 3 Kediri. Saat itu saya bersama Lisa dan Pundhi. Kami meletakkan tas kami di tangga menuju lantai dua dekat tempat wudhu. Entah mengapa tidak biasanya kami meninggalkannya di situ sewaktu sholat. Biasanya selalu dibawa masuk. Mungkin karena saat itu keadaannya ramai, banyak anak asrama yang akan mengaji, jadi kami tidak berpikir panjang. Lisa sendiri juga sudah menitipkan tasnya kepada salah satu adik kelas yang kebetulan di situ. Setelah sholat maghrib jamaah, tas saya raib alias tidak ada di tempat alias hilang!
Lisa dan Pundhi menenangkan dan berpikir mungkin ini kerjaan anak-anak. Setelah saya cek ke asrama ternyata tidak ada yang tahu. Saya mulai panik dan berpikir macam-macam. Setelah agak berdamai dengan diri sendiri dan menyadarkan diri sendiri agar menerima semua suratanNya, saya kembali ke asrama dan menelepon ibu.
Meski sempat menangis, anehnya saya tetap bisa tertawa ketika melihat teamn-teman menghibur saya. Salah satu yang cukup melegakan dan menurut saya paling ampuh agar saya tidak galau adalah memasrahkan semua kepadaNya. Sehabis sholat dan membaca Al Quran, surat Yusuf ayat 22 ikut menguatkan saya. Ada yang mengingatkan juga tentang salah satu motto hidup saya,”Allah itu memberi yang kita butuhkan,bukan yang kita inginkan. Allah knows, but we don’t know”.
Selasa (2/4) masih dengan sedikit mendung di wajah saya mencoba mengumpulkan kembali kepingan pikiran positif kepadaNya. Siang sepulang sekolah saya ke Bank untuk memblokir kartu ATM yang ikut terbawa orang yang mengambil tas saya itu. Masih menyimpan secercah harapan “my lovely bag will come back to me”. Mungkin perasaan belum ikhlas karena tas itu berisi buku Detik-Detik Biologi + catatan biologi kesayangan saya, STNK, SIM, KTP, kartu ATM, buku tabungan, surat-surat penting, modem, flashdisk, dan coretan-coretan kecil, serta beberapa barang yang cukup penting bagi saya. Tas itu telah menemani perjalanan sampai di titik ini, pin Universitas Airlangga yang sudah using namun tetap menempel kokoh di tas juga mempunyai sejarah tersendiri, sempat hilang dan entah bagaimana caraNya pin itu kembali lagi. Seharusnya saya bersyukur, dengan begini saya bisa lebih mengingatNya dan berlama-lama untuk bercerita dan “curhat” sebagai seorang hamba di hadapanNya. Masih banyak hal yang perlu disyukuri jika saya mau berpikir. 1. Tas itu hanya berisi buku detik-detik biologi. 2. Saya tidak sedang membawa laptop di dalamnya. 3. Saya yang biasanya membawa kamera, hari itu tidak. 4. Uang untuk membayar program intensif SBMPTN yang lumayan banyak sudah saya setorkan. 5. Kunci motor tidak saya taruh di dalam tas, melainkan di bawah helm. Dan ternyata Allah tetap sayang kepada saya yang selalu lupa kepadaNya, seperti dulu, tidak berubah, kadar cintaNya tetap murni 24 karat.
Selasa malam saya dan Bapak berencana ke Kantor Polisi untuk mengurus surat-surat yang hilang. Dalam perjalanan ada panggilan masuk ke ponsel saya. “Dek, ini dari Neutron. Ini benar dek Iva ya? Kamu apa kehilangan dompet? Ini ada bapak-bapak yang menemukan dompet kamu ke sini. Di dalamnya ada kartumu sebagai siswa sini soalnya. Kamu bisa ke sini sekarang?”, kurang lebih begitu suara mbak Front Office (FO) di seberang sana. Saya langsung meluncur ke Jalan Hasanuddin, NY Kediri 1. Dalam guyuran hujan saya sampai dan bertemu dengan bapak yang menemukan dompet itu. surat-suratnya masih lengkap, uangnya lenyap, tersisa lima ratus rupiah. Alhamdulillah, sekali lagi Allah sayang sekali kepada saya. Menurut si Bapak dia menemukan dompet itu di sekitar Pasar Pahing Kediri (lumayan jauh juga ya -_-). Waktu saya bertanya tentang tas bapaknya tidak tahu, katanya hanya menemukan dompet itu. Ya sudah, disyukuri saja. Tas, modem, flashdisk, dan beberapa barang lain jika memang masih rezeki saya yakin itu akan kembali entah bagaimana caranya. Saya sama sekali tidak marah kepada orang yang mengambil tas saya itu. Mungkin uang yang diambil sudah rezekinya, semoga bermanfaat baginya. So, Which of bounties of your Lord will you deny?_______fabiayyi ala i rabbikuma tukadziban?

miss you so bad my lovely bag... :(


 

2 komentar: