Judul : Jalan Menuju Cinta-Mu
Author : Rhein Fathia
Editor : Imam Risdianto
Publisher : Penerbit Bunyan (PT Bentang
Pustaka)
Genre : Fiksi Indonesia
Cetakan I :
Juli 2013. Pernah diterbitkan dengan judul yang sama pada 2008.
Jika kita bisa
melampiaskan emosi kita pada seseorang, sebenarnya saat itu kita merasa bahwa
orang itulah yang dekat dengan hati kita.
Alhamdulillah dapat buku gratis
lagi *hehehe. Hasil menang giveaway
yang diadakan Kak Rhein. Berkisah tentang Ella dan Maya, sahabat setia
selamanya. Meski berbeda sifat persahabatan keduanya tetap awet tak
terpisahkan. Ella yang tak banyak bicara dan Maya yang selalu mencurahkan apa
pun yang dirasakannya. Namun semua masalah datang bertubi – tubi saat rumah
tangga Mama dan Papa Ella berakhir di meja hijau. Papa-sosok ayah yang sangat
baik- tega mengkhianati Mama –sosok wanita karir super sibuk- dengan wanita
lain.
Alasannya klise, Papa butuh
istri rumahan yang mencurahkan perhatiannya untuk keluarga. Sedangkan Mama
adalah wanita dengan posisi direktur di sebuah perusahaan. Potensinya masih
dibutuhkan sekarang, begitu ujarnya selalu. Ella seakan kehilangan salah satu
alasan hidupnya. Dia tidak yakin jika Mama dan Papa mencintainya. Hanya langit
malam yang setia menemaninya. Taburan bintang seakan menyimpan jutaan jalan
yang penuh misteri. Tuhan benar – benar tega mengambil semua kebahagiaannya.
Setelah perceraian orang tuanya, Ella dikejutkan dengan calon suami Mama Maya,
sahabatnya. Dia adalah Papa! Merasa dikhianati dan ditikam diam – diam oleh
sahabat sendiri. Berbulan – bulan Ella hidup sendiri. Hingga suatu hari Maya
menemuinya dengan keadaaan hamil. Padahal baru saja mereka lulus SMA. Ella
masih menyayangi Maya, begitupun sebaliknya. Serentetan peristiwa menegangkan hadir
dan membawa kepada suatu jalan menuju cinta-Nya.
Setelah saya bandingkan memang
ada yang perbedaan dan persamaan antara karya Kak Rhein yang ini dengan yang
CoupL(o)ve. Karena memang baru dua itu yang pernah saya baca. Perbedaannya
secara mendasar mungkin dari gaya bahasa, dialog, rangkaian ceritanya masih
gaya Kak Rhein lima tahun lalu. Masih remaja sekali menurut saya. Kalau
CoupL(o)ve mungkin lebih dewasa dan gaya berceritanya lebih mengalir tanpa
terlalu menekankan pada pemilihan kata – kata indah. Persamaannya, tokoh
sentral selalu digambarkan sebagai orang yang tertarik dengan dunia pena dan
pengagum langit malam beserta bintang – bintangnya. Mungkin karena di dunia
nyata Kak Rhein juga sangat tertarik dengan astronomi. Bahkan dia bergabung
dengan forum diskusi astronot yang amatir. Dan menurut saya sebagian dari
tulisannya adalah berdasarkan apa yang telah ia rasakan atau pernah terjadi
dalam kehidupannya. Saya sendiri juga kadang begitu. Memang rasanya lebih mudah
meluapkan peristiwa yang telah kita lalui, tinggal menambah sedikit bumbu
khayal yang ada di pikiran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar