Judul : CoupL(ov)e
Author : Rhein Fathia
Editor : Noni Rosliyani
Cetakan Pertama : Februari 2013
Publisher : Bentang Pustaka
Sometimes, people get married not because they’re in love. They’re couple
who have some future dreams and decide to get happy life.
Kyaaaa… finally bisa baca novel ini. Seneng! pake banget ! :D . Thank you
so much untuk Alfy yang sudah berkenan meminjamkan novelnya. Pertama kali tahu
CoupLove ini kira-kira tahun 2010, ketemunya juga tidak sengaja waktu
berselancar di dunia maya. Masih dalam bentuk online novel gitu seingat saya. Di blognya Mbak Rhein memang tidak
ada versi novel lengkapnya. Tapi waktu baca beberapa bagian saya sudah jatuh
cinta, dan tahun 2013 ini baru selesai dan dilempar ke pasaran. Saya dari dulu
memang penikmat novel romance yang sedikit banyak mengandung unsur religi. Jadi
tidak melulu romance semua isinya. Mbak Rhein pintar sekali mengolah jalinan
cerita dalam novel, saya sampai terharu *hehehe. Latar belakang pendidikannya
memang tidak nyambung sih, lulus dari
Universitas Indonesia jurusan Fisika, konsentrasi Nuklir Partikel dan sekarang
melanjutkan pascasarjana di Institut Teknologi Bandung, jurusan Magister
Bisnis, konsentrasi Creative and Cultural
Entrepreneurship. Tapi baginya yang penting menyenangkan dan bisa menambah
pengetahuan. Mungkin karena pernah mencicipi menjadi mahasiswa UI dan ITB,
novel ini juga bersetting sama. Rasanya saya kembali diajak ke Bandung dan
kembali menyusuri ITB.
Bercerita tentang Halya dan Raka,
dua sahabat yang menikah tanpa cinta. Hanya ada rasa nyaman, cita – cita, dan
logika, serta sebagai sahabat yang saling mengerti satu sama lain. Murni
sahabat, tanpa cinta. Raka mengerti benar tentang Halya, begitu juga sebaliknya.
Karena perjanjian konyol mereka sewaktu SMA –mungkin juga doa yang tercatat
malaikat- mereka menikah. Isi perjanjian itu apabila sampai umur 30 mereka
belum menikah, Raka akan melamar Halya. Melewati gerbang pernikahan dan memulai
hidup sebagai pasangan suami istri yang tidak selayaknya suami istri. Yang
berubah hanya status mereka dan sekarang mereka tinggal satu atap (meski
berbeda kamar). Halya sebenarnya hampir saja menikah dengan Gilang, pemuda yang
penuh kejutan dan penuh filosofi yang sangat mencintai Halya dengan tulus. Jika
saja Tuhan tidak berkehendak lain. Sampai sekarang menikah dengan Raka, Halya
masih sangat berharap Gilang kembali. Raka sendiri masih menyimpan cinta untuk
Rina, kisah masa kuliah yang penuh romantisme membingungkan. Tak ada status
dalam hubungan mereka waktu itu, hanya ada kata cinta yang tak terucap. Dan
sekarang Rina kembali pulang, menawarkan cinta yang ternyata tidak pernah
hilang. Liku kehidupan mereka berdua didampingi oleh Gamma dan Puput, sahabat
yang selalu berusaha menyadarkan bahwa sudah ada cinta di antara mereka. Sampai
pada suatu keputusan berat yang harus mereka ambil, harus kah perceraian
menjadi akhir persahabatan dan pernikahan mereka? Halya dengan ikhlas dan tulus
mau menyerahkan Raka untuk Rina, sesuai dengan kepercayaannya, What does love mean? It means, you’re happy
to see someone you love happy. Meski dia sadar dia sudah jatuh cinta dengan
Raka, suaminya sekaligus sahabatnya. Tanpa dia tahu Raka juga merasakan hal
yang sama. Namun sulit sekali terucap kata ajaib “cinta” di antara mereka
berdua. But, love will find it’s way. Love
and relationship is work. Karena pada akhirnya, cinta bukan lagi tentang
uang, kedudukan, seks, fisik, atau apa pun. Selama kamu nyaman, as long as you feel that ‘click’ with someone,
just go on.
Hm…sempat emosi dan gemas juga
dengan Halya dan Raka, apalagi ketika keputusan berpisah akan diambil. Pada
bagian awal mungkin akan banyak yang mengira ini kisah ringan persahabatan khas
remaja yang berujung pada pernikahan dan bahagia. Memasuki cerita ternyata
diajak menekuri kisah dua manusia yang penuh konflik dan tidak bisa dianggap
sebagai konflik ringan. Saya mengerti bagaimana rasanya menjadi Halya atau Raka.
Bagaimana rasanya CLBK, cinta lama belum kelar *hehehe. Sangat mungkin terjadi
pada kehidupan setelah pernikahan, bagaimana romantisme masa lalu menarik kita
kembali dari masa sekarang. *hei, gue
tahu banget rasanya! Eh, keceplosan *hehehe. Pintar – pintar kita menjaga hati
dan perasaan orang yang berada di samping kita saat ini. Dan HARUS diingat,
kita tidak bisa hidup berdampingan dengan masa lalu. Awalnya mengulang
romantisme masa lalu memang membawa kebahagiaan, but we don’t realize, it will never comeback. Jadi, untuk yang
sudah menikah dan yang pernah punya kisah masa lalu, cepat sadarkan diri anda!
*hahaha (petuah buat saya juga :3). Jangan pernah berhutang doa pada
orang-orang yang hadir di pernikahan, Tuhan tidak akan pernah suka akad sakral
yang terucap itu harus terhapus dengan kata cerai :) .
Kau tahu, kenapa orang menikah selalu mendapat ucapan “Selamat Menempuh
Hidup Baru”? Karena mereka harus meninggalkan orang – orang yang pernah mereka
cintai di masa lalu.
keren bener to?
BalasHapusiyo Fy... thanks yak :D
BalasHapus