Aku mencoba membuka lokus ingatan dalam otak. Masih meraba
dan mencari. Membongkar jutaan ingatan yang terekam dalam memori. Dan aku
tersadar dari mimpi.
Mimpi seperti itu berkali-kali datang. Tanpa kata atau pun
suara bau parfum itu selalu hadir dalam mimpiku. Sejak mimpi itu hadir aku
menjadi akrab dengan aroma itu. Dan aku suka dengan aromanya. Segar.
Beberapa waktu berlalu tanpa mimpi dan harum parfum.
Tumpukan tugas kuliah perlahan membuatku sedikit lupa tentang mimpi dan harum
parfum itu.
“Kring…kring...kring…”
Dering weker mengusik tidurku pagi ini. Masih setengah
terpejam aku meraih weker di dekat kepalaku. Oh tidak ! jarum pendek
menunjukkan angka enam lebih ! Aku terkesiap dan segera ingat jika hari ini aku
ada kuliah pagi pukul tujuh.
Dengan napas terengah aku sampai di gerbang kampus. Aku
segera melesat naik tangga untuk menuju lantai dua, kelas untuk kuliah pagi
ini.
“Bruk!”
“Maaf, nggak sengaja”, kataku.
“Iya, nggak apa – apa.” Sambil tersenyum orang itu membantu
mengumpulkan buku - buku yang terjatuh.
“Terimakasih, maaf aku udah terlambat”, aku menutup pertemuan
tak sengaja itu.
Sewaktu melewati sosok tersebut saraf olfaktoriku menangkap
hal yang rasanya tidak asing.
Aku sudah duduk di dalam kelas. Nyaris terlambat jika saja
dosennya tepat waktu. Aku masih mengingat kejadian yang baru saja kualami. Bau
parfum orang itu sama dengan bau yang selama ini hadir di mimpiku. Masih segar.
Dan aku masih suka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar