Kejadian kemarin
semakin menyadarkan saya akan kesempitan dunia ini #halah mongopo -_- . Kemarin
sebelum maghrib saya berangkat ke tempat les untuk mengambil kunci modul
biologi. Mbak Ninung (tentor biologi) sudah sms saya kalau kuncinya dititipkan
di FO (Front Office) dan bisa diambil malam ini. Dan saya tahu selain saya ada
anak SMA lain yang akan mengambil kunci itu. Masalahnya saya tidak kenal betul
dengan anak itu, hanya tahu nama dan asal sekolah. Namanya Nadia, dari SMA 1
Kediri. Berinteraksi juga hanya beberapa kali gara – gara “ngoyo” tambahan dari
pagi sampai sore bersama beberapa pejuang SBMPTN lain. Padahal pagi itu saya
baru pulang dari Solo dan belum tidur -_- . Saya sholat maghrib di asrama
sambil menyiapkan barang yang akan saya boyong malam ini. Saya pikir biar saya
saja yang nanti pinjam Nadia, kan yang minta kunci itu duluan dia. Sampai di tempat
parkir Neutron saya selintas sempat melihat Nadia keluar. Saya cuek dan
langsung masuk FO. Eh…kata mbaknya yang di FO, baru saja diambil sama Nadia.
Tuh kan, benar dugaan saya.. “tlisipan”…
-_- . Stay calm… sms Nadia dan tanya alamat rumah (sebelumnya juga sempat sms
teman saya yang juga temannya Nadia), biar saya samperin ke rumahnya. Eh,
alamat rumahnya kok sama seperti sekolah saya ya.. Ternyata masih dekat situ
juga.. Tahu gitu saya tadi nunggu saja di asrama, tidak perlu ke Neutron
*hhehehe.
Masuk gang, dan menemukan rumah Nadia. Rasanya pernah ke tempat ini
deh, memang sih ada guru saya yang rumahnya sekitar sini, tetapi saya lupa yang
mana :D . Selesai pinjam dan fotocopy sempat ngobrol sebentar tentang SBMPTN
dan saling mendoakan gitu deh.. :D . Pagi ini tiba-tiba saya tergelitik membuka
yearbook. Nah lho, benar kan dugaan saya… alamat yang tadi malam sama dengan
alamat guru saya. Nadia itu anaknya guru saya,.. :D . Pantesan rasanya pernah
beberapa kali masuk rumah itu *hehehe. Dan tadi malam saya bertingkah dengan
bertanya, “ini rumah kamu?”… pasti sama Nadia diketawain tuh, masa rumah
gurunya nggak tahu -_- . Apalagi dulu orang tua Nadia pernah jadi pembina
asrama putri. Pasti dulu dia pernah tinggal di asrama juga seperti saya. Sampai
saat ini Nadia belum tahu kalau saya sadar dia anak guru saya. Biar nanti saja
saya ceritanya, malu.. :3. Dunia itu sempit ya *hahaha.
Waktu
ke Solo kemarin bersama Kyky beserta orang tuanya juga ada kejadian serupa.
Muridnya
ibunya Kyky yang menjadi guide kami selama mengelilingi UNS (Universitas
Sebelas Maret) ternyata kakak kelas saya waktu SMP -_- . Pantesan waktu mbaknya
cerita tentang teman-temannya di SMA 1 Wates dengan ibunya Kyky saya tahu semua
yang diceritakan. Mbaknya nggak cerita dari awal sih, Cuma tanya, “kamu dulu
juga SMP 1 ya dek?”, ya saya pikir cuma tanya karena sebagian nama-nama yang
disebut adalah kakak kelas saya. Waktu jalan mbaknya baru bilang kalau dulu
juga di SMP 1 :D . Dan lucu ketika mbak itu bilang, “Ealah, adoh2 nyang Solo
kok panggah tempuk wong Wates” -jauh-jauh ke Solo kok ya tetap ketemu orang
Wates- :D . Itu karena mbaknya ketemu dan kenalan dengan kakak kelas saya yang
kuliah di situ dan ketika sampai di pertanyaan “rumahnya mana” kakak kelas saya
menjawab “Wates” dan baru sadar kalau kami semua berasal dari daerah yang sama
*hahahaha. Nggak lucu ya? Biarin :p . Bagi saya lucu kok, lumayan untuk
mengendorkan urat sebelum SBMPTN. *membela diri sendiri.
emang dunia itu sempit ... hahhahhahah
BalasHapusIya Ky.. hahaha :D
BalasHapus