Sutradara : Fajar Nugros
Produser : Chand Parwez &
Fiaz Servia
Penulis Naskah : Raditya Dika
Pemain : Raditya Dika
Eriska Rein
Soleh Solihun
Meriam Bellina
Tyas Mirasih
Ronny P Tjandra
Genre : Drama Komedi
Produksi : Starvision Plus
Premiere : 8 Mei 2013
Finally…
Kesampaian juga nonton film di bioskop sesuai kehendak saya. Maksud saya dengan
kata “kehendak” adalah film yang saya tonton memang sesuai kehendak saya (perasaan
intinya sama saja ya… -,- . Whatever lah.. hhahaha). Yaps, setelah kemarin saya
sempat kecewa dan hopeless sekali karena film yang sudah saya rencanakan akan
saya tonton sudah turun alias tidak ada di Golden Teater Kediri ini *salto
sambil guling-guling. Padahal masih berapa hari sih, belum juga satu minggu
sudah main diturunkan saja. Penonton kecewa nih… :p . Apalagi setelah melihat
yang satu ini saya jadi semakin ngiri dan kepengen sekali nonton “9 Summers 10
Autumns”. Awalnya saya memang sudah berjanji dengan Lisa, Zuhrufi, dan Kyky
untuk nonton film itu bersama, tetapi apa daya saya sedang dalam keadaan “tepar”.
Ya mungkin karena ada sebagian sel limfosit saya yang sedang jalan-jalan
sehingga antibodi tubuh saya agak rancu dan akhirnya sistem imun saya ngambek
tidak mau bekerja *mongopo... -_- .
Saya kira curhat colongan saya cukup sampai di sini saja. Sekian dan terimakasih *lho… o_O .
Saya kira curhat colongan saya cukup sampai di sini saja. Sekian dan terimakasih *lho… o_O .
Kembali ke
coretan saya tentang film yang beberapa jam lalu saya tonton bersama Aim, Mila, Zizi, dan tak lupa Zuhrufi. And the title is…..jreng..jreng…
“Cinta Brontosaurus”… (biasa aja deh.. -_-). Film ini diawali dengan adegan masa
kecil Dika (Raditya Dika) sewaktu masih SD yang polos sekali (kalau boleh
dibilang lebih tepatnya apes) mengenai cinta. Namanya juga anak kecil, masih
cinta monyet gitu deh. Karakter Dika dari SD sampai dewasa kurang lebih sama,
wajah datar, selalu mengalami putus cinta sampai dia hafal semua karakter
cewek, dan menurutnya cinta itu akan selalu berakhir dengan kata kadaluarsa. Kisah
Dika yang paling lama adalah dengan Nina (Pamela Bowie), yaitu selama enam
bulan dan berakhir dengan kata putus juga. Sampai akhirnya di tengah
perjalanannya sebagai penulis yang bukunya akan dijadikan sebuah film dia
bertemu dengan Jessica Laura (Eriska Rein). Seorang gadis manis yang sama
anehnya dengan Dika yang mulai merasa nyaman berada di dekat Dika. Hampir enam
bulan mereka bersama hingga mulai muncul konflik. Mulai dari ketidakpercayaan Dika
dengan cinta yang (menurutnya) selalu akan kadaluarsa dan kepesimisannya akan
seseorang yang benar-benar ada untuknya. Edgar, adiknya yang masih SD juga
sedang mengalami cinta monyet. Dan lewat Edgar, Dika disadarkan dengan kalimat,
“Emang kalo sayang butuh alesan, Bang?”. Dalam “Cinta Brontosaurus” ini kisah
cinta Dika berakhir happy ending (tumben sekali -_-), kalau yang sudah akrab
sama serial “Malam Minggu Miko” pasti sudah hafal sekali dengan akhir PDKT Miko
(diperankan Raditya Dika) dengan seorang cewek, semuanya gatot alias gagal
total.
Menurut saya
pribadi film ini memberi angin segar bagi perfilman Indonesia yang semakin
marak dengan film horror yang hanya menampilkan adegan-adegan begituan. Film ini
menawarkan tawa bagi penonton. Dapat dilihat sewaktu saya menonton ini seluruh
studio dari awal sampai akhir berhasil dibuat tertawa sambil guling-guling *Eh,
nggak juga ding. Setidaknya selama kurang lebih dua jam saya bisa sejenak
melupakan masalah – masalah saya. Film ini didukung oleh Meriam Belina sebagai
bundanya Jessica yang sayang sekali sama Richard, seekor monyet yang sudah
dianggap sebagai adik Jessica. Akting Soleh Solihun juga tidak kalah membuat seisi
studio tertawa terbahak – bahak. Nama – nama lain yang turut mendukung film ini
adalah Ronny P. Tjandra sebagai Mr. Soe, produser yang akan memfilmkan buku
Dika dengan dibumbui cerita horor (yang tentu saja ditolak mentah – mentah oleh
Dika), Tyas Mirasih sebagai istri Kosasih (Soleh Solihun), sahabat sekaligus
sidekick seorang Dika. Beberapa kata dalam film juga sempat membuat saya
tertegun sesaat.
-“Kamu percaya soulmate? |
enggak..aku percayanya kamu emang buat aku”. Ini kalimat Dika waktu mengejar
Jessica untuk terakhir kalinya.
-“Cintailah kayak anak kecil,
yang apa adanya...” . Saya setuju nih sama kalimat ini, kalau anak kecil kan
jarang tuh yang pacarannya sampai aneh-aneh, paling cuma main ular tangga atau
kalau nggak main dakon. Beda sama gaya pacaran anak sekarang. *Eh, emang bener
gitu ya…? Kok jadi saya yang sok tau.. -_- . Nah, paling favorit sama kata-kata
di akhir film, "Cinta itu harus kayak
brontosaurus, kuat sampai salah satu pasangan kita
meninggalkan dunia ini".
Sebentar, sepertinya saya tadi belum bayar untuk nonton ini deh, tadi kan masih pakai uangnya Zuhrufi. Hhehe.. *nunduk malu.
kocak -_-
BalasHapusliat.o Pan... ngajak.o luluk. wkwkwkwkw
BalasHapus