Masih sedikit
shock dan belum percaya atas kejadian kemarin. Tetapi dari itu semua banyak
sekali pelajaran berharga yang bisa diambil. Senin (1 /4) lalu sehabis pulang
gladi bersih Ujian Nasional (UN) di Neutron saya sholat maghrib di Masjid At
Taqwa MAN 3 Kediri. Saat itu saya bersama Lisa dan Pundhi. Kami meletakkan tas
kami di tangga menuju lantai dua dekat tempat wudhu. Entah mengapa tidak
biasanya kami meninggalkannya di situ sewaktu sholat. Biasanya selalu dibawa
masuk. Mungkin karena saat itu keadaannya ramai, banyak anak asrama yang akan
mengaji, jadi kami tidak berpikir panjang. Lisa sendiri juga sudah menitipkan
tasnya kepada salah satu adik kelas yang kebetulan di situ. Setelah sholat maghrib
jamaah, tas saya raib alias tidak ada di tempat alias hilang!
Lisa dan Pundhi menenangkan dan berpikir mungkin ini kerjaan anak-anak. Setelah saya cek ke asrama ternyata tidak ada yang tahu. Saya mulai panik dan berpikir macam-macam. Setelah agak berdamai dengan diri sendiri dan menyadarkan diri sendiri agar menerima semua suratanNya, saya kembali ke asrama dan menelepon ibu.
Meski
sempat menangis, anehnya saya tetap bisa tertawa ketika melihat teamn-teman
menghibur saya. Salah satu yang cukup melegakan dan menurut saya paling ampuh
agar saya tidak galau adalah memasrahkan semua kepadaNya. Sehabis sholat dan
membaca Al Quran, surat Yusuf ayat 22 ikut menguatkan saya. Ada yang
mengingatkan juga tentang salah satu motto hidup saya,”Allah itu memberi yang
kita butuhkan,bukan yang kita inginkan. Allah knows, but we don’t know”.Lisa dan Pundhi menenangkan dan berpikir mungkin ini kerjaan anak-anak. Setelah saya cek ke asrama ternyata tidak ada yang tahu. Saya mulai panik dan berpikir macam-macam. Setelah agak berdamai dengan diri sendiri dan menyadarkan diri sendiri agar menerima semua suratanNya, saya kembali ke asrama dan menelepon ibu.
Selasa (2/4)
masih dengan sedikit mendung di wajah saya mencoba mengumpulkan kembali
kepingan pikiran positif kepadaNya. Siang sepulang sekolah saya ke Bank untuk
memblokir kartu ATM yang ikut terbawa orang yang mengambil tas saya itu. Masih
menyimpan secercah harapan “my lovely bag will come back to me”. Mungkin perasaan
belum ikhlas karena tas itu berisi buku Detik-Detik Biologi + catatan biologi
kesayangan saya, STNK, SIM, KTP, kartu ATM, buku tabungan, surat-surat penting,
modem, flashdisk, dan coretan-coretan kecil, serta beberapa barang yang cukup
penting bagi saya. Tas itu telah menemani perjalanan sampai di titik ini, pin
Universitas Airlangga yang sudah using namun tetap menempel kokoh di tas juga
mempunyai sejarah tersendiri, sempat hilang dan entah bagaimana caraNya pin itu
kembali lagi. Seharusnya saya bersyukur, dengan begini saya bisa lebih
mengingatNya dan berlama-lama untuk bercerita dan “curhat” sebagai seorang
hamba di hadapanNya. Masih banyak hal yang perlu disyukuri jika saya mau
berpikir. 1. Tas itu hanya berisi buku detik-detik biologi. 2. Saya tidak
sedang membawa laptop di dalamnya. 3. Saya yang biasanya membawa kamera, hari
itu tidak. 4. Uang untuk membayar program intensif SBMPTN yang lumayan banyak
sudah saya setorkan. 5. Kunci motor tidak saya taruh di dalam tas, melainkan di bawah helm. Dan ternyata Allah tetap sayang kepada saya yang selalu
lupa kepadaNya, seperti dulu, tidak berubah, kadar cintaNya tetap murni 24
karat.
Selasa malam
saya dan Bapak berencana ke Kantor Polisi untuk mengurus surat-surat yang
hilang. Dalam perjalanan ada panggilan masuk ke ponsel saya. “Dek, ini dari
Neutron. Ini benar dek Iva ya? Kamu apa kehilangan dompet? Ini ada bapak-bapak
yang menemukan dompet kamu ke sini. Di dalamnya ada kartumu sebagai siswa sini
soalnya. Kamu bisa ke sini sekarang?”, kurang lebih begitu suara mbak Front
Office (FO) di seberang sana. Saya langsung meluncur ke Jalan Hasanuddin, NY
Kediri 1. Dalam guyuran hujan saya sampai dan bertemu dengan bapak yang
menemukan dompet itu. surat-suratnya masih lengkap, uangnya lenyap, tersisa
lima ratus rupiah. Alhamdulillah, sekali lagi Allah sayang sekali kepada saya.
Menurut si Bapak dia menemukan dompet itu di sekitar Pasar Pahing Kediri
(lumayan jauh juga ya -_-). Waktu saya bertanya tentang tas bapaknya tidak
tahu, katanya hanya menemukan dompet itu. Ya sudah, disyukuri saja. Tas, modem,
flashdisk, dan beberapa barang lain jika memang masih rezeki saya yakin itu
akan kembali entah bagaimana caranya. Saya sama sekali tidak marah kepada orang
yang mengambil tas saya itu. Mungkin uang yang diambil sudah rezekinya, semoga
bermanfaat baginya. So, Which of bounties of your Lord will you deny?_______fabiayyi ala i rabbikuma tukadziban?
miss you so bad my lovely bag... :(
eh, iki sing ngefoto aku duk???
BalasHapusiya,. btw mkasih ya, jd pnya kenangan. hhehe
BalasHapus