Nah,kalau ini kenangan waktu kelas 11 kemarin. Pernah diposting di blog kelas buat lomba dalam rangka milad. Berhubung saya penulisnya, jadi saya posting juga deh,, hitung-hitung update. Hhaha :D
Oke.. dimulai lagi...
Baca lanjutan post ini yya... :D
Oleh : Iva Firdayanti_Ar_05Baca lanjutan post ini yya... :D
Selasa (10/4) mungkin merupakan salah satu hari yang tidak akan dilupakan oleh kami, Ar Rosyid. Euforia MILAD ke-20 MAN 3 Kediri membawa tim basket putri kami melaju di babak perempat final dan tim sepak bola putra (gabungan kelas X-RMBI,XI-RMBI, dan XI-Aksel) ke semi final. Itu dari kategori olahraga, masih ada beberapa kategori lagi yang harus kami selesaikan.
Ulangan Fiqih mengawali perjumpaan kami dengan tanggal 10 April 2012 ini. Dilanjutkan sejarah satu jam, tapi Pak Fachris yang mengajar sejarah ternyata tidak datang. Kesempatan ini banyak yang memanfaatkan untuk mengerjakan tugas kesenian, menggambar teknik. Lumayan rumit juga gambar teknik itu, harus teliti, penuh perhitungan. Ribet. Disusul Bahasa Inggris yang dibawakan oleh Mr. Heli, berkutat dengan Hortatory Exposition. Dan sampailah di penghujung acara, Bahasa Arab. Mendadak ulangan dan ya…. Begitulah. Tengok kanan, tengok kiri, melototi kamus, garuk-garuk kepala, dan berbagai ekspresi gugup dan bin bingung kami jika bertemu ulangan Bahasa Arab. Semuanya terasa lengkap karena beliau sang pengajar Bahasa Arab adalah Pak Isro’ yang juga wali kelas kami. Dari semua ketegangan hari ini sepertinya dimulai dari sini. Kunci kelas kami diambil lagi oleh beliau karena menurutnya itu adalah pelanggaran.
Masalah kunci mempunyai cerita tersendiri. Dulu kami memang memegang kunci kelas sendiri karena akan sangat merepotkan jika kami tidak punya. Bagaimana nasib barang-barang di dalamnya jika kami tinggal ke Laboratorium Komputer atau olahraga? Mengingat kelas kami tidak punya tetangga. Masalah awal, saat ujian semester 1 kemarin. Karena kelas kami dipake bersama kelas X-RMBI dan akhirnya kunci itu pun terlunta-lunta dari tangan ke tangan dan tidak diketahui lagi nasibnya. Setelah itu kami mendapat kunci lagi untungnya, walau agak dibatasi penggunannya karena peraturan tidak diperbolehkan berlama-lama di sekolah tanpa tujuan yang jelas. Terutama di kelas. Dan kedua kalinya kami harus merelakan kunci itu. Sekarang setelah beberapa gerilya demi kunci itu kami bisa menggenggamnya kembali. Namun tidak lama dalam genggaman, kunci itu terlepas lagi. Dan hari ini (10/4) betapa kami merasa sangat membutuhkannya. Sepulang dari babak menegangkan di lapangan basket, yah,… kami memang belum menang. Tak terlalu jauh kami tertinggal. Hanya selisih 1 kali bola masuk ring. Yah, disyukuri saja. Bukankah jika bersyukur nikmat kita akan bertambah? Perjuangan kalian sudah luar biasa teman. Sportif. For me, we are the real winner. Banyak keharuan di sini. Dan langit seolah ikut menangis melihat keharuan ini. Di tengah rinai hujan kami hanya bisa berdoa demi tim sepak bola yang terus berlaga. Di lapangan hijau juga kami kembali menelan getirnya kekalahan, bukan kalah, hanya kemenangan yang tertunda. Sejak melihat perjuangan kalian kemarin hingga sampai di sini tidak ada kata yang keluar selain bangga dan salut. Juga airmata yang sempat menetes lebih mampu berkisah.
Bukan hanya kemenangan yang kita cari di sini. Tapi perjuangan bagaimana kita bisa sampai di sini. Bukankah Allah tidak melihat hasil akhir tetapi melihat prosesnya? Kemenangan yang sesungguhnya tidak hanya sebuah piala yang menghiasi ujung kelas bersanding dengan piala kita yang lain. Sampai sejauh ini tidak akan pernah habis cerita tentang perjuangan ini. J
Cerita hari ini belum habis. Sepulang dari menonton bola ternyata kelas sudah dikunci dan kunci utama ketinggalan di lapangan basket yang ternyata sudah dikunci juga. Kalau pun berhasil mendapat kunci di lapangan basket kami belum tentu bisa membuka pintu kelas, kami hanya bisa membuka kunci terluar saja. Setelah berputar-putar mencari kunci akhirnya kami dapat. Mungkin baru kali ini senja yang merapat maghrib kami masih di kelas karena tas-tas kami terkunci di dalam kelas. Konyol. Dan adzan maghrib mengiringi kepulangan kami dan menutup kisah hari ini dalam kalender 10 April2012.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar